Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Diduga Anggaran Puluhan Miliar Terbuang Percuma .



KUKAR , Pammananews.online.- Berdasarkan informasi yang telah dihimpun tim Investigasi Mabes di berbagai area lokasi  proyek penanaman pohon mangrove atau yang lebih lazim. di sebut sebagai pohon bakau di Wilayah kecamatan Anggana dan kecamatan Muara Jawa yang dilaksanakan oleh BRGM (Badan Restorasi Gambut dan Mangrove).



Pada penanaman bakau tahun anggaran 2021 lalu di kecamatan Muara Jawa  yang dilaksanakan oleh  BRGM  diduga kuat telah merugikan keuangan negara hingga puluham milyar rupiah.


Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun tim media beberapa waktu lalu dari sejumlah pemilik tambak  yang ikut proyek penanaman pohon mangrove /bakau tahun anggaran 2021.


Seperti di Kelurahan Muara Jawa Pesisir salah satu pemilik area tambak seluas 5 hektare berinisial UN (41) saat ditemui wartawan investigasi Mabes mengatakan kalau tambak miliknya ditanami bibit /bakau sekitar 5000 pohon pada tahun anggaran penanaman 2021 namun yang tumbuh hingga saat ini tidak mencapai 10 pohon," Ungkap UN.


Demikian juga dengan tambak milik AK (43)  seluas 5 hektar yang berada di Muara Jawa Ilir juga ditanami Sekitar 5000 bibit pohon bakau tahun 2021 yang hingga kini tidak satupun yang tumbuh," Jelas AK.


"Hal serupa juga disampaikan SPD (49) di area Muara Kembang seluas 5 hektar juga telah ditanami sekitar 5000 bibit pohon pada tahun yang sama namun yang tumbuh ada sekitar 200 pohon.


Sementara H.S (55) salah seorang pengelola proyek penanaman bakau saat ditemui wartawan di kediamannya di Handil 8 kecamatan Muara Jawa mengatakan, dirinya melalui Kelompok Tani Hutan (KTH) mengelola sekitar 380 hektar dengan anggaran sebanyak 10.500.000 ribu per satu hektar.

H.S mengakui kalau tanaman tersebut banyakan yang mati dari pada yang tumbuh karena memang tanaman tersebut hanya dirawat sampai selesai pemeriksaan dan pengambilan dokumentasi hasil penanaman sebagai syarat untuk pencairan anggaran, setelah dananya cair tidak ada lagi urusan ataupun tanggung jawab  mau tumbuh atau mati tanaman tersebut karena tidak ada juga dana pemeliharaannya," Jelas H.S.


"Pada kesempatan lain Mustamin mantan Kepala Desa Sepatin kecamatan Anggana kepada wartawan mengatakan bahwa proyek penanaman bakau BRGM  tahun anggaran 2021 dirinya masih menjabat sebagai kepala Desa Sepatin namun pengelolaan penanaman bukau dirinya tidak terlibat karena diserahkan ke pihak Bundes.


"Lebih jauh Mustamin mengatakan sebagai kepala desa saat itu dirinya turun langsung ke lokasi melihat kegiatan penanaman  tersebut dan seiring berjalannya waktu tanaman tersebut banyakan yang mati, bahkan yang tumbuh diperkirakannya tidak lebih 20 persen," Ungkap Mustamin.

  

"Selanjutnya pihak media mengkonfirmasikan terkait hal ini ke KPHP Delta mahakam Ayariful Ahyar mengungkapkan saat di temui di ruang kerjanya senin tanggal 05/02/2024 lalu mengatakan bahwa kami pihak KPHP hanya sebatas mengetahui adanya proyek tersebut, masalah dana itu di luar jangkauan kami. Dan Terkait ungkapan (H.S) yang tidak merawat tanaman dan hanya sebatas pemeriksaan BPK saja maka saya pribadi merasa takut, bagaimana pun nantinya pasti ada pemeriksaan ulang karena itu adalah uang negara dan jumlahnya tidak sedikit, saya merasa mereka ini sangat berani, pastinya hal ini gampang di lacak”.ujar kepala KPHP Delta mahakam


Disisi lain kepala KPHP itu menjelaskan “proyek yang di tahun 2021 itu adalah fungsinya untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN), namun tidak serta merta uang negara sebesar itu di kucurkan tanpa pertanggung jawabannya. Dan kami juga mendapati pelaporan dari salah satu lurah di Muara jawa bahwa ada  pelaksana proyek yang KTHnya di duga ilegal namun karena ada beckingan orang kuat sehingga KTHnya tidak di permasalahkan, dan akhirnya KTH di ralat kembali dengan KTH bentuk lainnamanya.”sambung Ayariful Ahyar kepala KPHP Delta Mahakam

    

Seusai pertemuan dengan kepala KPHP Delta mahakam Syariful Ahyar, beliau menyarankan agar pihak media mengkomfirmasikan permasalahan ini ke BPDAS, namun hal ini tidak terlaksana di karenakan pihak dari BPDAS tidak menanggapi, kerap kali media mencoba untuk menghubungi lewat chat mau pun via telpon namun tidak ada tindak lanjut.


"Di kesempatan lain JA ketua forum Komunikasi Masyarakat Bersatu (FKMB) kutai kartanegara menyatakan keperihatinannya terhadap pemerintah yang telah mengkucurkan dana yang sangat besar namun tidak menuai hasil. “Saya sangat perihatin sekali, dana negara yang sangat besar telah di kucurkan namun hasilnya tidak ada, ini adalah penyelewengan, pemerintah harus bertindak dan memperoses ulang setiap badan pelaksananya!! kalau hal ini di biarkan maka  selanjutnya akan lebih parah lagi, KPK harus turun tangan.”Tegas JA.


@Red


Narasumber: Tim Investigasi Mabes.

Publikasi,HD, Andika.

Posting Komentar

0 Komentar